Powered by Blogger.
Home » , , , , , » Analisa Fundamental (Advanced)

Analisa Fundamental (Advanced)


Elemen-eleman analisa Fundamental
Analisa Fundamental adalah suatu metode analisa yang menggunakan data ekonomi, seperti data produksi, konsumsi dan pendapatan rumah tangga dll untuk meramalkan pergerakan harga.
Dalam bab ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai analisa fundamental secara terperinci

FAKTOR MENENTUKAN DALAM ANALISA FUNDAMENTAL

Setiap berita yang baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dapat merupakan suatu faktor fundamental yang penting untuk dicermati. Berita-berita tersebut dapat berupa berita yang menyangkut perubahan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, pemilihan presiden, bencana alam dan lain-lain. Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori besar, yaitu :
FAKTOR EKONOMI
Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental perekonomian suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, untuk mendapatkan sumber informasi terkini, seorang trader juga sering menggunakan informasi yang berasal dari monitor komputer, misalnya melaui Dow Jones Telerate, Reuters, Knight Rider maupun Bloomberg. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam Analisis Fundamental, yaitu :
1. Gross Domestic Product
Gross Domestic Product adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu / periode tertentu.
2. Inflasi
Seorang Trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga . Kebijakan peningkatan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan mengendalikan tingkat inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai GDP dan GNP ini merupakan indikator sangat penting bagi seorang Trader dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di mancanegara. Umumnya seorang Trader akan menggunakan indikator-indikator inflasi sebagai berikut :
a) Producer Price Index (PPI)
PPI adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian.
b) Consumer Price Index (CPI)
CPI digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dan sekelompok barang dan jasa tertentu. Kedua indeks tersebut, CPI dan PPI, digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi. Seorang Trader tidak dapat berharap bahwa Bank Sentral akan menaikkan tingkat suku bunga setiap salah satu indikator memberikan sinyal kuat tentang adanya inflasi maupun menurunkan suku bunga untuk keadaan sebaliknya. Contoh : dampak Perang Teluk (1991) adalah naiknya harga minyak bumi dan ini membuat indeks CPI di Amerika Serikat juga naik. Namun karena peningkatan indeks CPI itu tidak berlangsung lama, maka Bank Sentral Amerika Serikat tidak mengambil tindakan apa pun.
3. Balance of Payment
Balance of Payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Balance of Payment ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi ekspor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral dan lain-lain. Indikator umum yang sering digunakan adalah neraca perdagangan / current account. Faktor lain yang mempengaruhi neraca pembayaran adalah adanya aliran investasi asing yang masuk ke dalam negeri dalam bentuk Foreign Direct Investment maupun Portofolio Investment . Contoh : surplus neraca perdagangan Jepang terhadap Amerika Serikat pada tahun 1998 memberikan gambaran / indikasi yang jelas terhadap meningkatnya volume permintaan Yen dalam aktifitas perdagangan. Akibatnya nilai tukar Yen terhadap Dollar AS menguat.
4. Employment
Employment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil berbagai sektor ekonomi. Indikator mengenai tingkat kesempatan kerja ini dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis sehat / tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam keadaan full capacity / kapasitas penuh maka akan tercapai full employment . Jika keadaan sebaliknya, maka tingkat pengangguran pun akan meningkat. Tingkat employment adalah indikator ekonomi yang sangat penting bagi pasar keuangan pada umumnya dan pasar valuta asing khususnya.
FAKTOR POLITIK
Faktor Politik, sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing / waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apapun terhadap pergerakan nilai tukar. Contoh : gejolak politik yang terjadi di Indonesia pada pasca pergantian kepemimpinan nasional dari masa pemerintah Orde Baru (1966 – 1998) sampai ke Orde Reformasi menimbulkan gejolak fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang sangat signifikan. Namun ada kalanya isu politik tidak mempengaruhi fluktuasi nilai tukar, seperti dalam kasus Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dan Monica Lewinsky pada tahun 1998 yang tidak serta merta membawa dampak terhadap perubahan nilai tukar Dollar AS.
FAKTOR KEUANGAN MONETER
Peranan Faktor Keuangan sangat penting dalam melakukan Analisis Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijaksanaan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. Para pengamat pasar valuta asing menyatakan bahwa tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang, selain indikator keuangan lainnya, seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar suatu mata uang.Tingkat suku bunga disini dimaksudkan adalah tingkat suku bunga riil bukan yang nominal. Seorang Trader akan bereaksi terhadap perubahan selisih tingkat suku bunga, bukan pada perubahan tingkat suku bunga secara individual.
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era alokasi global asset , arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para Fund Manager , Investor dan Hedge Fund yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan / regional tertentu. 

Analisa Fundamental – Faktor Qualitatif (stock) 

Analisa fundamental adalah landasan dalam berinvestasi. Faktanya beberapa orang mengatakan anda belum benar-benar berinvestasi jika anda tidak melaksanakan analisa fundamental.
Analisa fundamental merupakan subyek yang cakupannya luas. Terkadang sulit untuk memulai dari mana, ada banyak macam strategi investasi dan masing-masing berbeda, namun semuanya menggunakan fundamental.
Pada bagian ini kami akan membahas analisa fundamental untuk saham.
Salah satu bagian terbesar dari analisa fundamental adalah menggali laporan keuangan yang juga dikenal dengan analisa kuantitatif, termasuk juga menggali laporan pendapatan, pengeluaran, asset dan utang serta semua aspek-aspek keuangan dari sebuah perusahaan.
Analisa fundamental menggali informasi tersebut diatas untuk mendapatkan gambaran performa sebuah perusahaan dimasa depan. 

Dasar (analisa fundamental saham) 

Ketika berbicara saham, analisa fundamental adalah sebuah teknik yang berupaya menentukan nilai aman dengan terfokus pada factor-faktor yang mempengaruhi bisnis asli perusahaan dan prospeknya dimasa depan.
Dalam cakupan yang lebih luas analisa fundamental dapat diterapkan didalam industry dan ekonomi secara keseluruhan.
Analisa fundamental menjawab beberapa pertanyaan seperti:
  • Apakah pendapatan perusahaan meningkat?
  • Apakah perusahaan benar-benar membukukan keuntunga?
  • Apakah posisi perusahaan cukup kuat dalam mengalahkan pesaing dimasa depan?
  • Apakah perusahaan mampu membayar kembali utangnya?
  • Apakah perusahaan sedang memanipulasi laporan keuangannya?
Dari sekian banyak pertanyaan pada akhirnya akan mengkerucut menjadi apakah saham perusahaan merupakan investasi yang baik? Disinilah peran analisa fundamental sebagai kotak peralatan yang membantu anda dalam menjawab berbagai pertanyaan. 

Fundamental: Quantitative – Qualitative 

Analisa fundamental dapat diartikan sebagai meneliti berbagai fundamental, tapi anda harus bener-bener memahami apa itu fundamental. Fundamental sendiri mencakup bidang yang sangat luas, semua yang ada kaitannya dengan ekonomi sebuah perusahaan. Biasanya mencakup pendapatan da keuntungan, tapi fundamental juga memasukkan unsur mulai dari pangsa pasar perusahaan sampai kualitas manajemennya.
Ragam faktor-faktor fundamental dapat dibagi kedalam dua kategori; quantitative dan qualitative. Berikut arti keduanya menurut kamus:
  • Quantitative – dapat diukur atau dinyatakan dalam angka
  • Qualitative – berkaitan dengan atau berdasarkan pada kualitas atau karakter sesuatu, umumnya tidak berkaitan dengan ukuran dan jumlahnya
Dalam pengertian kami, fundamental quantitative adalah angka, karakteristik dari sebuah bisnis yang dapat diukur. Mudah sekali untuk melihat berapa besar jumlah data quantitative karena biasanya terkandung didalam laporan keuangan. Anda dapat mengukur pemasukan, keuntungan, asset dan banyak lagi dengan lebih tepat.
Fundamental qualitative merupakan faktor-faktor yang kurang nyata / wujud yang meliputi sebuah bisnis, hal-hal seperti kualitas anggota dewan perusahaan dan petinggi-petinggi kunci, keterkenalan brand, hal paten atau hak milik teknologi.

Quantitative vs qualitative (saham) 

Sulit sekali untuk menyatakan salah satu lebih baik dibanding lainnya. Malah banyak analis merasa faktor-faktor qualitative selaras dengan faktor-faktor quantitative.
Kita ambil contoh perusahaan Coca Cola. Ketika menganalisa sahamnya, seorang analis akan melihat laporan pembayaran deviden tahunan, pendapatan persaham, rasio P/E dan banyak faktor quantitative lainnya. Akan tetapi analisa tidak akan lengkap jika tidak melibatkan tingkat pengenalan publik terhadap brand/merk.
Siapapun boleh membuat perusahaan yang menjual gula dan air, tapi sedikit perusahaan yang ada dibumi ini dikenal oleh miliaran orang. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa nilai brand/merk Coke, tapi mudah sekali untuk memperkirakan bahwa brand tersebut merupakan resep penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan.

Konsep nilai intrinsik

Sebelum kita membahas lebih lanjut, kita harus membahas terlebih dahulu nilai intrinsik. Satu dari asumsi utama analis fundamental adalah harga saham dipasar tidak selalu mencerminkan nilai riil sebuah saham. Lagipula, kenapa kita harus melakukan analisa harga jika harga saham dipasar selalu tepat? Didunia keuangan, nilai riil inilah yang dikenal sebagai nilai intrinsik.
Contoh, saham sebuah perusahaan diperdagangkan pada $20. Setelah melakukan analisa terhadap perusahaan tersebut, anda menetapkan nilai saham sebenarnya adalah $25. Dengan kata lain, anda menentukan nilai intrinsik perusahaan sebesar $25. Analisa itu sangat relevan karena investor ingin membeli saham yang diperdagangkan pada harga yang secara signifikan dibawah perkiraan nilai intrinsiknya.
Dalam jangka panjang, pasar saham akan mencerminkan fundamental. Tidak ada gunanya membeli saham berdasarkan nilai intrinsiknya jika harga tidak pernah mencerminkan nilai itu. Perlu diingat, tidak ada satupun orang yang dapat memperkirakan kapan waktu “jangka panjang”, bisa dalam hitungan harian atau tahunan.
Inilah yang kita sebut analisa fundamental. Dengan terfokus pada bisnis tertentu, seorang investor dapat memperkirakan nilai intrinsik sebuah perusahaan dan menemukan kesempatan kapan harus membeli di harga diskon. Jika semuanya berjalan baik, investasi akan dengan sendirinya memberikan keuntungan. 

Kritik terhadap analisa fundamental (saham) 

Kritik terbesar terhadap analisa fundamental umumnya datang dari dua kelompok:
  1. Pendukung analisa teknikal dan,
  2. Pendukung “hipotesa pasar efisien”
Analisa teknikal adalah bentuk utama dari analisa sekuritas. Kita tidak akan membahasnya secara mendetail. Singkatnya, analis teknikal mendasari investasinya (atau lebih tepatnya, perdagangannya) hanya pada pergerakan harga dan volume sekuritas. Menggunakan chart dan sejumlah peralatan lainnya, mereka memperdagangkan momentum, tidak perduli pada fundamental. Meskipun dimungkinan untuk menggunakan kombinasi dua teknik, fundamental dan teknikal, salah satu dasar dari analisa teknikal bahwa pasar men”diskon” semuanya.
Sementara itu pengikut “hipotesi pasar efisien” biasanya tidak sepakat dengan analis fundamental dan teknikal. Menurut mereka, sangat sulit untuk mendapat keuntungan dalam jangka panjang baik menggunakan analisa fundamental dan teknikal. Argumentasi yang dikemukakan adalah karena saham dihargai berdasarkan pergerakan live, maka setiap kesempatan untuk meningkatkan keuntungan baik menurut analisa fundamental dan teknikal akan secepatnya sirna akibat banyaknya pelaku pasar, sehingga menyulitkan bagi siapapun untuk “outperform” dalam jangka panjang.

Faktor qualitative – Perusahaan 

Analisa fundamental berupaya menentukan nilai intrinsik saham perusahaan. Tapi karena faktor-faktor qualitative, menurut definisinya, mewakili berbagai aspek bisnis perusahaan yang sulit atau tidak mungkin untuk di ”quantify”, maka mengumpulkan jenis informasi seperti itu kedalam evaluasi harga akan menyulitkan. Sebaliknya kita tetap tidak bisa mengacuhkan karakteristik nyata dari sebuah perusahaan.
Kali ini kami akan garis bawahi beberapa faktor qualitative perusahaan yang harus perhatikan
Model Bisnis
Sebelum investor melihat laporan keuangan perusahaan atau melakukan riset, satu pertanyaan penting yang harus ditanyakan adalah: apa sebenarnya yang perusahaan itu lakukan? Pertanyaan ini mengacu kepada model bisnis perusahaan.
Daya Saing
Pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan investor adalah daya saing. Sukses jangka panjang perusahaan umumnya didorong dari besarnya kemampuan untuk  mempertahankan daya saing. Daya saing yang lebih besar, seperti merk Coca Cola dan Microsoft telah menciptakan selubung sehingga menjauhkan kompetitor dan berhasil menikmati pertumbuhan dan keuntungan.
Manajemen
Layaknya tentara yang membutuhkan seorang Jendral untuk memimpin menuju kemenangan, sebuah perusahaan bergantung kepada manajemen untuk mengarahkan perusahaan agar sukses secara finansial.
Beberapa orang yakin bahwa manajemen adalah aspek paling penting dalam berinvestasi dalam sebuah perusahaan. Hal ini masuk akal karena model bisnis terbaikpun akan anjlok jika para pemimpin perusahaan gagal mengeksekusi rencana dengan baik.
Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan mencerminkan berbagai kebijakan yang digunakan dalam sebuah organisasi yang menunjukkan hubungan dan tanggung jawab antara manajemen, direktur dan pemegang saham. Kebijakan ini dibuat dan dijabarkan dalam AD/ART, berikut UU perusahaan dan regulasi. Tujuan utama dibuatnya kebijakan tata kelolar perusahaan adalah untuk memastikan adanya ”checks and balances” sehingga sulit bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan aktifitas tidak etis dan illegal.

Faktor Qualitative – Industri 

Masing-masing industry memiliki perbedaan pandangan dalam hal basis pelanggan, pangsa pasar, pertumbuhan industry, kompetisi, regulasi dan perputaran bisnis. Memahami bagaimana industri bekerja akan memberi pengetahuan yang lebih mendalam kepada investor mengenai tingkat kesehatan keuangan perusahaan.
Pelanggan
Beberapa perusahaan hanya melayani beberapa pelanggan sementara lainnya melayani jutaan. Secara umum merupakan sebuah hal yang negatif jika sebuah bisnis bergantung kepada sejumlah kecil pelanggan karena hilang satu saja maka secara dramatis akan berdampak kepada pendapatan.
Pangsa Pasar
Memahami pangsa pasar perusahaan diabad ini dapat mengungkapkan volume bisnis perusahaan. Faktanya, perusahaan yang menguasa pangsa pasar sampai 85 persen memberitahukan kepada anda bahwa perusahaan itu merupakan pemain terbesar di pasar.
Kondisi ini juga mengungkap bahwa perusahaan itu memiliki perisai kompetitif yang berfungsi untuk melindungi pendapatan saat ini dan dimasa depan, serta pangsa pasarnya.
Pangsa pasar sangat penting karena ketika sebuah perusahaan lebih besar dibanding rivalnya maka perusahaan itu memiliki posisi yang lebih baik dalam menyerap biaya-biaya tinggi dari industri padat modal.
Pertumbuhan Industri
Salah satu cara menganalisa potensi pertumbuhan sebuah perusahaan adalah memeriksa apakah jumlah pelanggan dipasar keseluruhan akan meningkat. Hal ini krusial mengingat tanpa pelanggan baru, sebuah perusahaan harus mencuri pangsa pasar dari perusahaan lain agar bisa bertumbuh.
Regulasi
Industri-industri tertentu aktifitasnya diregulasi, dikarenakan level kepentingan produk atau jasa yang dihasilkan industri tersebut. Kita beri contoh perusahaan utilitas. Perusahaan sejenis ini biasanya diregulasi dan pemerintah biasanya menyebut secara spesifik berapa jumlah keuntungan yang diperbolehkan. Walau mereka memiliki potensi untuk meningkatkan keuntungan, tapi mereka dibatasi peraturan. 

Elemen Analisa Fundamental (lanjutan) 

Analisa Fundamental tidak hanya mengeksplorasi arah pergerakan pasar, tapi juga sifat alami dari berbagai faktor, yang turut menentukan pergerakan itu.
Jika kita melihat kebelakang, anda akan melihat bahwa analisa fundamental terjadi jauh sebelum analisa teknikal dan satu-satunya metode yang dikenal dalam menganalisa pasar saham dunia. Analisa tipe ini digunakan dalam mengeksplorasi berbagai proses yang memiliki periode waktu panjang. Jika anda ingin membuat analisa fundamental yang berkualitas anda membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan analisa teknikal.
Untuk menjelaskan pergerakan pasangan mata uang tertentu menggunakan analisa fundamental, anda perlu mempertimbangkan berbagai faktor. Tapi faktor itu harus diurutkan berdasarkan pengaruh dan durasinya. Faktor-faktor yang dieksplorasi analisa fundamental banyak dan berbeda-beda satu sama lain. Umumnya dikategorikan kedalam empat kelompok utama:
- Faktor Keuangan
- Faktor Ekonomi
- Faktor Politik dan Berita
- Bencana alam dan ecologis

Elemen Analisa Fundamental – Faktor Ekonomi 

Faktor-faktor ekonomi ada banyak dan berbeda-beda. Biasanya setiap faktor ekonomi memberi dampak kepada mata uang nasional baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tidak dapat dipungkiri PDB/GDP (Produk Domestik Bruto) adalah salah satu faktor ekonomi paling penting
GDP = C + I + G + T
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Belanja Pemerintah
T = Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan sama dengan perbedaan antara ekspor dan impor sebuah negara.
Meningkatnya PDB akan berdampak positif terhadap mata uang lokal. Angka PDB yang lebih besar artinya produksi cenderung tinggi, konsumsi tinggi, pergerakan modal tinggi dan ketertarikan investor tinggi, sehingga menuntun kepada tingginya permintaan akan mata uang lokal. Figur itu akan memperkuat mata uang lokal terhadap mata uang lainnya.
Faktor ekonomi lainnya
- Pengangguran
- Keuntungan
- CPI
- PPI
- Kecenderungan konsumsi
- Payroll non pertanian
- Pembangunan rumah dll

Jika terjadi perubahan atas faktor-faktor ekonomi diatas, maka akan berdampak tinggi atau rendah terhadap pasangan mata uang. Jika perubahannya positif maka faktor akan berdampak positif, begitu juga sebaliknya.

Elemen Analisa Fundamental – Bencana alam dan ekologi 

Normalnya bencana memberi dampak yang sangat negatif terhadap mata uang nasional negara tertentu. Semakin besar becana, maka semakin negatif dampaknya terhadap mata uang lokal.
Contohnya: gempa yang sangat kuat di Jepang ditahun lalu membawa dampak negatif yang sangat besar kepada perekonomian Jepang, khususnya industri otomotif. Setelah gempa itu, perusahaan-perusahaan seperti Toyota, Nissan, Suzuki, Mitsubishi dan Honda menggumumkan penghentian prodksi beberapa model akibat banyak pabrik yang rusak.
Pembangkit nuklir terbesar didunia, Tokyo Electric Power mengumumkan telah menutup aktifitasnya untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Semua hal diatas secara otomatis berkontribusi terhadap dropnya indeks utama di Jepang, Nikkei 225 dan merembet kepada jatuhnya nilai tukar yen.

Elemen Analisa Fundamental – Faktor Finansial 

Faktor-faktor fundamental memberi dampak yang cukup besar terhadap pergadangan mata uang. Suku bunga dan inflasi berhubungan langsung. Untuk setiap negara suku bunganya berbeda-beda dan ditentukan oleh institusi keuangan masing-masing. Eropa diwakili ECB (European Central Bank), Amerika diwakili Federal Reserve, Jepang diwakili BoJ (Bank of Japan), Inggris diwakili BoE (Bank of England), Switzerland diwakili SNB (Swiss National Bank) dll.
Jika bank sentral sebuah negara menurunkan suku bunga, artinya suku bunga untuk pinjaman akan turun – harga untuk meminjam akan lebih rendah. Pengukuran ini akan menuntun kepada tingginya serapan pinjaman, sampai tingginya konsumsi. Sementara tinggi dan murahnya suplai uang akan menuntun kepada menurunnya kekuatan mata uang lokal terhadap mata uang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa menurunkan suku bunga disebuah negara bisa berdampak negatif kepada mata uangnya.
Kasus lainnya ketika bank menaikkan suku bunga, suplai uang menurun, uang yang tersedia berkurang, mayoritas orang memilih menempatkan uangnya di bank agar mendapat untung dari tingginya suku bunga. Artinya naiknya suku bunga berdampai positif terhadap mata uang dan memperkuatnya.
Kita akan buat satu skenario fiksi. Sebutlah dibeberapa negara inflasi lebih tinggi dibanding suku bunga. Artinya merupakan ide buruk jika menaruh uang dibank karena inflasi akan memakan daya beli uang. Ini adalah skenario fatal bagi ekonomi negara itu. Akan lebih fatal jika suku bunga setara dengan inflasi. Di jangka panjang akan menyebabkan tingginya penurunan nilai mata uang dan berdampak buruk kepada mata uang lokal. Variasi ideal untuk perekonomian adalah jika persentase suku bunga melebihi persentasi inflasi.
Sumber: Financeroll.co.id